Tegaskan Rusia Tak BIsa Dikalahkan, Putin Kembali Lontarkan Ancaman Nuklir
jpnn.com, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memperingatkan Barat dan negara-negara pendukung Ukraina lainnya dengan ancaman perang nuklir.
Hampir setahun setelah memerintahkan invasi yang memicu konfrontasi terbesar dengan Barat dalam enam dekade, Putin mengatakan Rusia akan mencapai tujuannya dan menuduh Barat berusaha menghancurkannya.
"Para elit Barat tidak menyembunyikan tujuan mereka. Namun, mereka juga mustahil tidak menyadari bahwa tidak mungkin mengalahkan Rusia di medan perang," katanya kepada elite politik dan militer negaranya, Selasa (21/2).
Pemimpin Rusia itu mengatakan bahwa beberapa orang di Washington sedang mempertimbangkan untuk melanggar moratorium uji coba nuklir.
Menuduh Amerika Serikat mengubah perang di Ukraina menjadi konflik global, Putin pun mengumumkan bahwa Rusia telah menangguhkan partisipasi dalam perjanjian START Baru, kesepakatan pengendalian senjata terakhirnya dengan Washington.
Ditandatangani oleh Presiden Barack Obama dan timpalannya dari Rusia Dmitry Medvedev pada tahun 2010, perjanjian tersebut membatasi jumlah hulu ledak nuklir strategis yang dapat digunakan oleh kedua negara.
Perjanjian yang akan kedaluwarsa pada 2026 itu memungkinkan setiap negara untuk memeriksa secara fisik persenjataan nuklir negara lain.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyebut langkah Putin "sangat disayangkan dan tidak bertanggung jawab".
Presiden Rusia Vladimir Putin kembali memperingatkan Barat dan negara-negara pendukung Ukraina lainnya akan ancaman perang nuklir
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Kabur ke Rusia, Bashar al-Assad dan Keluarganya Kantongi Suaka
- Tanda-Tanda dan Kronologi Kejatuhan Bashar al-Assad di Suriah
- Militan Suriah Menang, Bashar Menghilang, Dinasti Assad Tumbang
- ISDS Gelar Lomba Reels Bertema Ancaman Nuklir di Semenanjung Korea
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia