Teguh Sebut Klaim Bashe Bahwa BRI Korban Ransomware Tak Lebih dari Lelucon

Teguh Sebut Klaim Bashe Bahwa BRI Korban Ransomware Tak Lebih dari Lelucon
Ilustrasi - Konsultan keamanan siber Teguh Aprianto menyebut klaim Bashe bahwa BRI jadi korban ransomware tak lebih dari lelucon. Supplied for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Konsultan keamanan siber dan pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto menilai klaim group peretas baru Bashe bahwa Bank BRI jadi korban serangan ransomware tak lebih dari lelucon di dunia maya. Pasalnya, data yang dilampirkan tidak meyakinkan.

“Seminggu yang lalu, muncul isu bahwa Bank BRI jadi korban ransomware berdasarkan klaim dari Bashe, grup yang masih baru. Namun, karena data yang dilampirkan tidak cukup meyakinkan, kami memilih untuk tidak mempublikasikan apapun terkait insiden ini,” ujar Teguh dalam keterangannya, Rabu (25/12).

Setelah tenggat waktu berlalu, Bashe akhirnya merilis data yang mereka sebut sebagai bukti. Namun, hasilnya jauh dari kredibel.

“Datanya hanya satu file Excel dengan 100 baris yang ternyata cocok dengan dokumen yang sudah ada di Scribd dan PDFCoffee,” ucap Teguh.

Teguh menilai klaim yang ada justru membuat grup tersebut terlihat tidak serius.

“Mari 'tepuk tangan' untuk Bashe, grup ransomware terkocak sepanjang masa,” ucap Teguh menyindir.

Dia menggambarkan lemahnya bukti yang diajukan kelompok peretas tersebut disampaikan di akun X miliknya.

Postingan Teguh Aprianto di media sosial mendapatkan berbagai tanggapan dari netizen.

Konsultan keamanan siber Teguh Aprianto menyebut klaim Bashe bahwa BRI jadi korban ransomware tak lebih dari lelucon.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News