Teheran Tenang Mencekam
Kerusuhan Pascapilpres Iran Tewaskan 20 Orang.
Senin, 22 Juni 2009 – 07:24 WIB
Milisi Basij merupakan warga sipil bersenjata di bawah pembinaan pasukan Garda Revolusi. Mereka berpatroli di jalan-jalan sambil membawa senapan Kalashnikov. Karena ketatnya pengamanan, massa yang menolak hasil pilpres tidak bisa berunjuk rasa seperti sebelumnya. "Ketakutan terus membayangi masyarakat dalam situasi saat ini," kata Kepala Peneliti Amnesty International Iran Drewery Dyke kepada kantor berita The Associated Press.
Baca Juga:
"Selama 10 tahun memantau dan berada di negeri ini, saya belum pernah merasakan situasi seperti sekarang. Semua dilarang dan diberangus," lanjutnya.
Pemerintah Iran memberlakukan pemberangusan dalam konflik dalam negeri paling serius di negara tersebut sejak Revolusi Islam pada 1979. Tetapi, berbagai gambar baru tentang "kebrutalan" di Iran terus bermunculan. Sebab, sebagian warga Iran di dalam maupun luar negeri tidak pernah berhenti menentang Presiden Mahmoud Ahmadinejad maupun pemimpin tertinggi Ayatullah Ali Khamenei.
Dalam pilpres lalu, Ahmadinejad yang menjadi tokoh incumbent dinyatakan meraih 62,63 persen. Mir Hossein Mousavi, tokoh reformis yang juga mantan perdana menteri Iran, mendapat 33,75 persen. Dua kandidat presiden lain meraih suara di bawah dua persen. Mantan Ketua Parlemen Mehdi Karoubi mendapat 0,9 persen, sedangkan Mohsen Rezai 1,7 persen.
TEHERAN - Situasi di Iran pasca pemilihan presiden (pilpres) pada 12 Juni lalu belum kunjung kondusif. Demonstrasi dan kerusuhan pascapilpres, yang
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer