Teheran Tenang Mencekam
Kerusuhan Pascapilpres Iran Tewaskan 20 Orang.
Senin, 22 Juni 2009 – 07:24 WIB
Pemerintah Iran mencurigai tokoh berpengaruh di sana berada di belakang kerusuhan. Media setempat mencatat, Rafsanjani belum muncul sejak kerusuhan pascapilpres. Mantan presiden dan pejabat paling paling berpengaruh di Iran itu juga tak pernah muncul di depan publik sejak kerusuhan. Rafsanjani juga dikabarkan tidak menghadiri undangan pemimpin tertinggi Iran Ayatullah Khameini saat menyerukan persatuan di negara tersebut.
Saat ini Rafsanjani memimpin dua kelompok politik paling berpengaruh. Yang pertama Persatuan Ahli Iran. Lembaga yang didirikan para pejabat senior itu berwenang memilih dan mencopot pemimpin tertinggi. Kedua, Dewan Kebijaksanaan atau sebuah badan seperti Mahkamah Konstitusi yang mengadili sengketa antara parlemen dan Dewan Penjaga (Guardians Council). Badan tersebut bisa membatalkan pemberlakuan sebuah UU.
Wakil Kepala Polisi Iran Ahmad Reza Radan menuding kelompok oposisi di pengungsian, People's Mujahedeen of Iran (PMOI), berada di belakang demonstrasi dan kerusuhan Sabtu lalu. Menurut kantor berita pemerintah Iran, IRNA, sejumlah tokoh dan anggota PMOI telah ditangkap atas tuduhan mendalangi kerusuhan itu.
Kementerian Intelijen Iran juga menangkap sejumlah orang yang dituding melancarkan aksi "teroris". Tidak disebutkan jumlahnya, tapi mereka diidentifikasi pernah dilatih di kamp Ashraf, Iraq. "Mereka masuk Iran untuk melancarkan aksi terorisme," kata IRNA. Ashraf, sebuah kamp di Iraq dekat perbatasan Iran, menjadi markas sekitar 3.500 anggota PMOI.
TEHERAN - Situasi di Iran pasca pemilihan presiden (pilpres) pada 12 Juni lalu belum kunjung kondusif. Demonstrasi dan kerusuhan pascapilpres, yang
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer