Teka-teki Relief Borobudur, Perahu Bercadik dan Legenda Jalur Kayu Manis

Teka-teki Relief Borobudur, Perahu Bercadik dan Legenda Jalur Kayu Manis
Relief Perahu Bercadik di sisi Utara Candi Borobudur. Foto: Public Domain.

Dibuat dari campuran kayu jati, ulin, bungor, bintagor dan kalimpappa. Jenis-jenis kayu berkualitas baik.

Kapal bercadik itu dinamai Samudra Raksa. Bobot 30 gross tonnage (GT) dengan kapasitas 15 orang.

Samudra Raksa (pembela samudra), diresmikan Menteri Pariwisata dan Kebudayaan Republik Indonesia I Gede Ardika bersama perwakilan Unesco Philippe Delanghe di Pelabuhan Benoa, Bali, 15 Juli 2003.

Jalur Kayu Manis

Setelah diuji-coba, Samudra Raksa kemudian dilayarkan menapak-tilasi Jalur Kayu Manis; Indonesia-Maladewa- Madagaskar-Cape Town hingga Ghana. 

Mengusung nama Ekspedisi Borobudur, perahu berkekuatan layar dan dayung itu menempuh pelayaran sejauh 12.210 mil melintasi Samudera Hindia dan perjumpaan Samudera Atlantik.

Perahu yang diawaki belasan orang Indonesia dan orang asing itu, dilepas Presiden Megawati di Ancol, Jakarta, 15 Agustus 2003.

Setelah berlayar selama 8 bulan, Senin, 23 Februari 2004 sore, perahu bercadik itu lempar sauh di perairan lepas pantai pesisir barat daya Afrika. Di Pelabuhan Tema, Accra, ibu kota Ghana. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News