Tekan Kasus Demam Berdarah, Pemerintah Dorong Pemanfaatan Walbachia
“Riset 12 tahun teknologi nyamuk Aedes aegypti ber-Walbachia di Yogyakarta menghasilkan penurunan 77 persen kejadian dengue dan 86 persen rawat inap di rumah sakit akibat dangue,” ucap Utarini.
Guru Besar IPB University Damayanti Buchori mengatakan hasil kajian analisis risiko terhadap pelepasan nyamuk Aedes aegypti telah dilakukan.
Hasilnya, peningkatan nyamuk Aedes aegypti ber-Walbachia akibat pelepasan itu dapat diabaikan karena tidak menimbulkan risiko berbahaya pada masyarakat.
Namun, Damayanti mengatakan monitoring dan evaluasi tetap akan dilakukan untuk menghindari risiko lain yang akan muncul.
“Pengawasan ini penting sehingga dapat mendeteksi dan tanggap terhadap risiko apapun yang muncul atau jika ada di kemudian hari. Memastikan regulasi lokal juga perlu dilakukan karena berkaitan dengan keamanan hayati di masing-masing wilayah,” ucap Damayanti.
Sejumlah peneliti dan akademisi lain juga nampak mengikuti dialog tersebut secara daring, antara lain Guru Besar IPB University Upik Kesumawati Hadi, Direktur dan Peneliti Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada Riris Andono Ahmad, Citra Indriani, dan Eggi Argun, serta para perwakilan dari kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah dari berbagai provinsi. (dil/jpnn)
Menko PMK Muhadjir Effendy menyampaikan apresiasinya kepada jajaran tim peneliti WMP yang telah berupaya keras dalam melakukan uji coba pemanfaatan Walbachia
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- 36 Orang di Sumsel Meninggal Akibat DBD, Waspada!
- Ini yang Akan Dilakukan Muhadjir Effendy Setelah Tak Jadi Menteri
- Takeda Global Apresiasi Kepemimpinan Indonesia dalam Pencegahan-Penanggulangan DBD
- Kasus DBD Meningkat, Takeda dan Kemenkes Gencar Sosialisasi di Berbagai Kota
- Menko PMK dan Kepala BNPB tiba di Basis KKB di Puncak
- Cegah DBD Berulang Melalui Gerakan 3M Plus dan Vaksinasi