Tekan Laju Inflasi, Ganjar Jaga Harga Kebutuhan Bahan Pokok Menjelang Ramadan
jpnn.com, JAWA TENGAH - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) terus melakukan stabilisasi harga sejumlah komoditas pangan yang berpotensi menyebabkan terjadinya inflasi menjelang Ramadan dan IdulFitri 2023.
Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, saat memimpin rapat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendali Inflasi Daerah atau TPID dan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Provinsi Jawa Tengah di Gumaya Hotel, Kota Semarang.
"Indikatornya sudah kami ketahui bahwa kemarin yang mendongkrak inflasi itu beras, tapi beras panen rayanya sudah berjalan dan harga mulai turun," ujar Ganjar, Rabu (8/3).
Diketahui, harga beras kualitas medium di Jateng per hari ini berada di kisaran Rp 11.300 dan beras dengan kualitas premium seharga Rp 12.000 per kilogram.
Harga tersebut cenderung menurun dari bulan-bulan sebelumnya.
Saat ini, Provinsi Jateng sedang memasuki periode panen raya dengan kuantitas panen beras terbesar berada di Kabupaten Grobogan, Kabupaten Pati, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Sragen dan Kota Surakarta.
Meski begitu, Ganjar beserta jajarannya masih terus berupaya melakukan operasi pasar dan mengecek langsung persediaan, serta alur pendistribusiannya hingga ke tingkat petani untuk memastikan tingkat inflasi tidak meningkat.
"Saya mintakan satu, Badan Usaha Milik Daerah, wabil khusus yang urusan pangan coba semua berkoordinasi untuk mengecek stoknya ada berapa, harganya seperti apa, ambilnya dari mana, jualnya ke mana," jelas Ganjar.
Pemprov Jateng juga telah menyalurkan minyak goreng Minyakita sebesar 150.674 liter, dengan harga Rp 14 ribu per kilogram.
- PPN 12 Persen Berpotensi Picu Inflasi Serius
- Pasar Keuangan Global Makin Tak Pasti, Negara Berkembang Perlu Waspada
- Prabowo Usul Pemilihan Kepala Daerah Kembali ke DPRD, Ganjar: Ojo Kesusu
- Presiden Prabowo Apresiasi Upaya Pengendalian Inflasi Daerah di Rakor Kemendagri
- Prabowo Yakin Swasembada Pangan Kunci Pengendalian Inflasi
- Mendagri Tito Sebut Inflasi 1,55 Persen di November Terendah Sejak Indonesia Merdeka