Tekan Marzuki Alie agar Tetap Pegang Kendali
Rabu, 27 Maret 2013 – 20:40 WIB
JAKARTA - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens menilai pesan singkat (SMS) dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Marzuki Alie, menunjukan matinya demokrasi di dalam tubuh partai pemenang Pemilu 2009 itu. Menurut Boni, SMS itu merupakan bukti SBY tak ingin partai yang dibidaninya jatuh ke orang di luar lingkaran Cikeas. Boni menambahkan, pesan singkat yang disebar itu justru kontraproduktif bagi citra SBY. Pasalnya, SBY menjadi semakin tidak demokratis dan otoriter. Hal itu berbading terbalik dengan seluruh pidato politiknya tentang demokrasi yang sehat dan adil.
Karenanya Boni menganggap SMS dari SBY ke Marzuki itu sebagai preseden buruk karena menjadi penanda matinya demokrasi di PD. "Ini preseden matinya demokrasi di tubuh Demokrat," ujar Boni kepada JPNN, Rabu (27/3).
Menurut Boni, saat ini PD dibutuhkan SBY sebagai alat politik untuk menjaga keluarga Cikeas pasca-2014. Sebab, SBY tidak menemukan orang yang tepat dan bisa dipercaya untuk menjaga keluarganya. "Maka ide ketua umum buntu, lalu ujungnya SBY sendiri," ucapnya.
Baca Juga:
JAKARTA - Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Boni Hargens menilai pesan singkat (SMS) dari Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo
BERITA TERKAIT
- Jokowi Ucapkan Selamat Ultah ke-52 PDIP, Darmizal: Sikap Terpuji, Patut Jadi Contoh
- Ikhtiar Taruna Merah Putih Memikat Anak Muda Melalui Logo Baru
- DPR Mendukung Pemerintah untuk Tingkatkan Produksi Garam Lokal
- Kembali Terpilih jadi Gubernur Sumsel, Herman Deru Siap Menyukseskan Program MBG
- Absen di Acara HUT ke-52 PDIP di Jakarta, Bambang Pacul Beri Penjelasan, Ternyata
- Jokowi Ucapkan Selamat Ultah Buat PDIP, Puan Bereaksi Begini