Tekanan China Meningkat, Indonesia Diminta Perkuat Pertahanan di Natuna

Di sisi lain, Broto Wardoyo, akademisi dari Universitas Indonesia, mengingatkan bahwa sikap asertif China sudah muncul sejak awal 1970-an.
"Asertivitas China ini perlu dipahami sebagai respons terhadap klaim negara lain. Mereka menjalankan strategi pendudukan efektif untuk memperkuat klaim mereka. Namun, Indonesia harus tegas mempertahankan ZEE di perairan Natuna tanpa negosiasi," jelas Broto.
Sementara itu, Johanes Herlijanto, ketua Forum Sinologi Indonesia (FSI), menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam mempersatukan ASEAN untuk menghadapi China.
"Indonesia perlu mendorong ASEAN agar bersatu dalam menghadapi tantangan dari China. Selain itu, kita juga harus secara konsisten menegaskan keabsahan ZEE kita berdasarkan UNCLOS," ujar Johanes.
Seminar ini diakhiri dengan penegasan bahwa strategi pencegahan melalui patroli TNI AL di perairan Natuna Utara harus diperkuat.
“Koarmada RI telah menerapkan strategi pencegahan dengan menghadirkan unsur-unsur Kapal Republik Indonesia (KRI) yang secara rutin berpatroli di wilayah tersebut,” ungkap Laksamana Pertama TNI Heri Wibowo. (jlo/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Indonesia diminta memperkuat pertahanan di Natuna guna menghadapi tekanan China.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh
- Ini Kata Laksma Wira soal Oknum TNI AL Bunuh Juwita
- TNI AL: Jumran Telah Merencanakan Membunuh Jurnalis Juwita
- Oknum TNI AL Diduga Telah Merencanakan Pembunuhan Juwita Sekitar 3 Bulan
- Kasus Pembunuhan Jurnalis Juwita, TNI AL Tes DNA Temuan Sperma
- Keluarga Korban Ungkap Proses Uji DNA dalam Kasus Pembunuhan Jurnalis Juwita di Banjarbaru
- Seusai Bunuh Jurnalis Juwita, Oknum TNI AL Mendatangi Keluarga Korban