Tekanan Emosional Pemicu Utama Neurodermatitis

Tekanan Emosional Pemicu Utama Neurodermatitis
Ilustrasi. Dite Surendra/JAWA POS

jpnn.com - KONFLIK dengan teman bertahun-tahun? Pekerjaan sehari-hari dikejar tenggat waktu? Dua situasi itu sungguh tidak menyenangkan dan riskan memicu stres. Pada orang tertentu, tekanan emosional tersebut muncul dalam bentuk gangguan fisik. Salah satunya gatal-gatal.

Sejatinya, gatal merupakan reaksi bila ada rasa tidak nyaman di kulit. Gatal biasa akan menjadi tidak biasa bila disertai peradangan kulit. ’’Kelainan itu bisa berakibat fatal jika terus digaruk sehingga menimbulkan peradangan pada kulit,’’ kata dr Maria Ulfa SpKK. Karena peradangan tersebut, permukaan kulit memerah, bengkak, serta timbul rasa sakit di bagian yang bermasalah.

Salah satu bentuk gatal itu disebut neurodermatitis. Gangguan kesehatan kulit tersebut merupakan bagian dari dermatitis. Neurodermatitis memiliki nama lain liken simpleks kronikus. ’’Penyebab neurodermatitis belum diketahui secara pasti. Tapi, sering timbul pada seseorang yang kurang istirahat, mudah gugup, dan pencemas,’’ ujarnya.

Gangguan kulit yang satu ini sering menyerang perempuan usia 30–50 tahun. ’’Lokasinya sering di bagian leher, tengkuk, ankle, dan punggung kaki. Meski begitu, neurodermatitis bisa juga timbul di area lain seperti kemaluan dan tangan,’’ jelas dokter berusia 43 tahun itu.

Dia menambahkan, neurodermatitis dapat dikenali dari lokasi peradangan tersebut. ’’Faktor utama yang memengaruhi timbul dan kambuhnya neurodermatitis ini adalah stres emosional,’’ tutur spesialis kulit dan kelamin yang berpraktik di RS Islam Surabaya itu.

Dia menuturkan, orang awam sangat sulit membedakan neurodermatitis dan jenis dermatitis yang lain. Sebab, penampilannya memang mirip. Meski demikian, ada tanda yang menunjukkan gangguan kulit tergolong neurodermatitis. Yakni, bila gangguan kulit sudah berlangsung lama, terjadi penebalan pada kulit yang gatal tersebut (likenifikasi).

’’Gejala yang dirasakan, gatal dengan intensitas berlebihan sehingga penderita selalu ingin menggaruk. Namun, dengan digaruk, akan timbul ekskoriasi (kulit yang tergores),’’ tegasnya. Hal itu juga berperan atas terjadinya infeksi.

Pengobatan, menurut Maria, bergantung kondisi. Antihistamin bisa diberikan untuk mengurangi rasa gatal di kulit. Serta, keratolitik untuk mengurangi penebalan kulit. ’’Untuk kondisi yang kronis, bisa diberikan injeksi obat tertentu di bagian kulit yang menebal. Sebab, bila penebalan dibiarkan, proses penyembuhan akan terhambat,’’ ungkapnya. Pada kasus infeksi sekunder, perlu dilakukan perawatan luka dan pemberian antibiotik.

KONFLIK dengan teman bertahun-tahun? Pekerjaan sehari-hari dikejar tenggat waktu? Dua situasi itu sungguh tidak menyenangkan dan riskan memicu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News