Tekanan ke Rupiah Hingga 2014

IHSG Terbenam Di Bawah 4.000

Tekanan ke Rupiah Hingga 2014
Tekanan ke Rupiah Hingga 2014

Chief Investment Officer Director CIMB Principal Asset Management Fajar Hidajat mengakui, saham-saham emiten yang berada pada jajaran kapitalisasi kecil (small caps) terus tergerus dan berada pada level yang rendah. Misalnya SSIA yang masuk ke level 650 dari 1.200, dan LPKR dari 1.900 menjadi 900 dibandingkan awal tahun.

"Begitu pula yang blue chips seperti BMRI turun dari 9.000 ke 7.000. Jika blue chips turun, recovery-nya akan cepat, dan ini artinya IHSG telah mendekati bottom," ungkapnya.      

Fajar menyatakan, IHSG yang berada di bawah posisi 4.000 poin sudah merupakan dampak sentimen psikologis karena likuiditas, bukan perkara fundamental lagi. "Sehingga kita tinggal menunggu kapan inflasi mencapai puncaknya. Dan setelah itu, kita akan lihat apakah yield obligasi akan turun. Jika market masuk level bottom, IHSG hanya butuh enam bulan untuk recovery ke posisi awal, dihitung dari Mei yang sudah bearish," terangnya.       

Sementara itu, pemerintah terus menggunakan cadangan devisa agar nilai rupiah tidak jatuh terhadap dollar AS. Cadangan devisa Indonesia pun terkuras hingga menyentuh level terendah yakni USD 92,7 miliar per Juli 2013. Namun, pemerintah menyatakan cadangan devisa masih dalam tahap aman.    

Menurut Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah, cadangan devisa Indonesia masih cukup aman dibandingkan akhir tahun 2008 lalu.

"Waktu itu (2008) cadangan devisa kita mencapai USD 54. Saat ini kan masih USD 92, jadi jumlahnya masih jauh lebih besar dari tahun 2008 lalu,"jelas Firmanzah di Jakarta, kemarin (27/8). (owi/gal/ken/kim)

 

 

JAKARTA - Penguatan tipis Rupiah pada Senin lalu, seolah hanya memberi kesempatan untuk sejenak menarik nafas. Kemarin, Rupiah kembali dibanting

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News