Tekanan Menguat, Assad Tak Henti Serang Oposisi
Setelah Uni Eropa Cekal dan Bekukan Aset Istrinya
Selasa, 27 Maret 2012 – 05:20 WIB
DAMASKUS - Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap First Lady Syria Asma al-Akhras dan keluarganya tak mengendurkan sikap Presiden Bashar al-Assad. Tentara pemerintah tetap saja gencar menyerang wilayah oposisi. Kemarin (26/3) pasukan Assad kembali gencar menyerang Kota Homs, sekitar 162 kilometer utara Damaskus. Lima orang terluka parah.
Bersamaan itu, Turki memutuskan menutup kedutaan besarnya (kedubes) di Kota Damaskus. "Segala aktivitas diplomatik Kedubes Turki di ibu kota Syria akan dibekukan untuk sementara waktu. Tetapi, Konsulat Turki di (Kota) Aleppo tetap beroperasi," ujar Kedutaan Besar (Kedubes) Turki dalam situs resminya Minggu malam (25/3). Ankara beralasan penutupan sementara kedubesnya itu dilakukan karena alasan keamanan.
Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Recep Tayyip Erdogan pun menarik Dubes Turki untuk Syria Omer Onhon dan jajaran diplomatnya. "Duta besar dan seluruh staf diplomatik Turki yang bertugas di Damaskus telah meninggalkan Syria," kata pejabat Kementerian Luar Negeri Turki yang merahasiakan identitasnya kemarin.
Penutupan Kedubes Turki tersebut menandai semakin buruknya hubungan dua negara. Seiring meningkatnya arus pengungsi di perbatasan Turki dalam tiga bulan terakhir, pemerintahan Erdogan mendesak rezim Assad mengakhiri kekerasan. Tetapi, Assad tidak menggubris desakan Turki dan melanjutkan serangan ke wilayah kantong oposisi.
DAMASKUS - Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap First Lady Syria Asma al-Akhras dan keluarganya tak mengendurkan sikap Presiden Bashar
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer