Tekanan Menguat, Assad Tak Henti Serang Oposisi
Setelah Uni Eropa Cekal dan Bekukan Aset Istrinya
Selasa, 27 Maret 2012 – 05:20 WIB
Kecewa dengan sikap Syria, Turki pun menarik seluruh diplomatnya. Namun, Ankara tetap memberikan dukungan kepada warga sipil Syria. Mulai dari menampung mereka di perbatasan dan memberikan bantuan. Turki mengaku akan membantu oposisi. "Kami akan bekerja sama dengan Washington untuk menyediakan bantuan non-senjata bagi oposisi (Syria)," ucap seorang diplomat Turki.
Sebelumnya, UE menjatuhkan sanksi larangan bepergian kepada Asma al-Akhras atau Asma al-Assad pekan lalu. Seluruh aset keluarga Asma dibekukan. Asma termasuk di antara 12 orang keluarga Assad yang dikenai larangan itu oleh UE. Ibu Assad, Anissa al-Assad, serta adik perempuan dan ipar perempuannya juga telah terkena larangan serupa.
Tekanan dunia pada rezim Assad kian menguat. Selain Turki yang menutup kedutaannya, masyarakat internasional meningkatkan kecaman terhadap Syria. Apalagi, pasukan Assad tak berhenti melancarkan serangan maut. Sejauh ini, menurut PBB, krisis di Syria telah merenggut lebih dari 9 ribu jiwa. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) menyebut, sebagian besar korban tewas adalah warga sipil.
Bersama Turki, beberapa negara Arab serta Eropa dan Amerika Serikat (AS) juga telah mendesak Assad turun dari kursi kekuasaan. Tapi, Rusia dan Tiongkok berusaha keras menghindarkan rezim Syria itu dari sanksi Dewan Keamanan (DK) PBB.
DAMASKUS - Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap First Lady Syria Asma al-Akhras dan keluarganya tak mengendurkan sikap Presiden Bashar
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan