Tekanan Menguat, Assad Tak Henti Serang Oposisi
Setelah Uni Eropa Cekal dan Bekukan Aset Istrinya
Selasa, 27 Maret 2012 – 05:20 WIB
Di sisi lain, dua negara tersebut juga mendukung penuh proposal damai yang diprakarsai Utusan Khusus PBB dan Liga Arab untuk Syria Kofi Annan. Mereka pun berharap gencatan senjata segera terwujud.
Dalam proposal damainya, Annan meminta kedua belah pihak di Syria saling menghentikan serangan. "Pemerintah juga harus menarik seluruh pasukannya dan senjata berat dari kota-kota yang selama ini menjadi ajang bentrok serta menerapkan gencatan senjata dua jam setiap hari," tutur mantan sekjen PBB itu dalam proposalnya.
Annan juga meminta agar Assad bersedia memberikan akses penuh pada tim internasional guna mendistribusikan bantuan. Jadi, tim bisa menjangkau daerah terpencil yang selama ini luput dari bantuan. Dalam proposal tersebut, disebutkan bahwa rezim Syria harus membebaskan seluruh demonstran yang masih ditahan hingga sekarang.
"Proposal itu bakal menjadi cara terakhir bagi Syria agar terhindar dari perang sipil," kata Presiden Rusia Dmitry Medvedev usai bertemu Annan di Moskow. Karena itu, Medvedev mengimbau Assad dan pemerintahannya segera mewujudkan proposal tersebut. Jika Assad taat, dia berjanji akan mendukung penuh agar perdamaian terwujud.
DAMASKUS - Sanksi yang dijatuhkan Uni Eropa (UE) terhadap First Lady Syria Asma al-Akhras dan keluarganya tak mengendurkan sikap Presiden Bashar
BERITA TERKAIT
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan