Tekanan The Fed Masih Bayangi Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menuturkan, melemahnya nilai tukar sempat menjadi salah satu pendorong melonjaknya impor tahun lalu.
Selain itu, aktivitas ekonomi dalam negeri memang membutuhkan banyak sekali barang impor ketika itu.
’’Tekanan terhadap rupiah yang mendorong lonjakan impor pada 2018 juga diprediksi dirasakan tahun ini meski dengan kadar yang lebih rendah daripada tahun lalu,’’ kata Faisal, Kamis (17/1).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, masalah CAD masih menjadi perhatian pemerintah.
Meski kebijakan moneter The Fed sedikit melonggar dari yang diperkirakan, pemerintah tetap waspada.
“Sebab, bukan berarti ini kita sudah bebas dari pengaruh ekonomi global. Tekanan dari The Fed juga masih terasa dan patut kita perhatikan,’’ tutur Sri.
Sementara itu, pertumbuhan kredit tetap menunjukkan akselerasi. Tahun ini BI memproyeksikan pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 10–12 persen secara year-on-year (yoy).
Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan 8–10 persen (yoy). Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, BI bakal terus menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menuturkan, melemahnya nilai tukar sempat menjadi salah satu pendorong melonjaknya impor tahun lalu.
- Harga Emas Diprediksi Bisa Tembus USD 4.000 Per Troy
- Cetak Rekor Sejarah, Harga Emas Tembus USD 3.300 Per Troy
- Menkeu: Kalau Tunjangan Profesi Lebih Kecil dari Tukin, Kami Tambahkan
- Sri Mulyani Ungkap tak Semua Dosen Terima Tukin, Begini Penjelasannya
- Kabar Gembira tentang Pencairan Tukin Dosen ASN, Alhamdulillah
- Struktur Lengkap Danantara, Ada Jokowi, Sri Mulyani hingga Pandu Sjahrir