Teknologi Blockchain Bisa Digunakan Membantu Pemilu di Indonesia

Horizon State baru-baru ini disebut sebagai Pioner di bidang Teknologi dalam World Economic Forum di Swiss bulan Januari lalu, mengikuti jejak perusahaan seperti Google, Airbnb dan Atlassian.
Alazraki mengatakan teknologi blockchain ini besar kemungkinan akan digunakan tahun depan dalam pemilihan nasional di negara-negara Uni Eropa.
Kalau dilakukan ini akan menjadi pemilihan umum nasional akan menggunakan teknologi blockchain.
DPR sebelumnya sempat mempertimbangkan untuk menggunakan sistem pemilihan elektronik untuk pemilu tahun 2019 namun kemudian dibatalkan, karena khawatir sistemnya akan mudah diretas.
Orang Indonesia masih tidak percaya

Seorang pengusaha Henri Morgan Napitupulu, yang ikut terlibat dalam proyek blockchain NU tersebut menyebutkan bahwa teknologi ini memberikan transparansi dan berbeda dengan sistem pemungutan suara elektronik.
"Blockchain adalah salah satu solusi dalam usaha mengurangi rasa tidak percaya warga di Indonesia." kata Napitupulu.
"Masalah di Indonesia saat ini adalah ada banyak informasi palsu, ada banyak penghitungan palsu."
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia