Teknologi Blockchain Bisa Digunakan Membantu Pemilu di Indonesia

"Banyak orang di Indonesia tidak percaya dan mereka tidak percaya dengan lembaga penyelenggara pemilu."
Namun Chianese mengatakan bahwa teknologi ini bukanlah jawaban atas segala masalah yang ada.
Disebutnya walau teknologi ini memberikan kemudahan dan transparansi lebih besar bagi pihak berwenang dan pemantau pemilu, namun bisa juga menimbulkan rasa curiga lebih besar dari pemilih dan juga mengurangi kerahasiaan pemberian suara.
"Mereka tidak percaya dengan sistem karena mereka tidak percaya ini akan sepenuhnya tidak bisa diretas atau dimanipulasi." kata Chianesa.
"Entah itu disebabkan karena banyaknya informasi palsu atau juga intimidasi terhadap pemberi suara.
"Itulah sebabnya di banyak negara mereka masih mengunakan sistem kertas suara."
Lihat berita selengkapnya dalanm bahasa Inggris di sini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia