Teknologi Haploid Pacu Perakitan Varietas Unggul Baru, PVTPP: Lebih Cepat & Efisien

Leli menjelaskan Pusat PVTPP ikut berkontribusi memberikan wawasan dan pendalaman dalam proses perakitan varietas unggul baru. Khususnya double haploid kepada pemulia, peneliti di lembaga pemuliaan di beberapa balai penelitian,
"Baik pemerintah maupun swasta,” ujar Leli.
Khon Kaen University Thailand Abil Dermail mengatakan perakitan varietas unggul baru dinilai membutuhkan waktu yang lama, karena diawali dengan pembentukan galur inbred sampai beberapa generasi. Cara mempersingkat waktu, yaitu dengan memproduksi tanaman haploid.
"Tanaman haploid memiliki jumlah kromosom sporofit sama dengan gametofiknya," kata dia.
Dia mengatakan kalau Haploid Inducer mampu mempersingkat waktu perakitan varietas hibrida dari tiga hingga lima tahun menjadi satu tahun saja.
Hal senada diungkapkan Peneliti BRIN Iswari Saraswatu.
Dia mengatakan teknologi haploid mensupport percepatan perolehan galur murni.
Iswari membandingkan kalau waktu terlama dihabiskan untuk perakitan varietas dengan metode pemuliaan klasik sebanyak 5-6 generasi silang balik dan 8-10 generasi selfing untuk mendapatkan galur murni.
Pusat PVTPP menyebut teknologi haploid memacu perakitan varietas unggul baru yang lebih cepat dan efisien.
- Santri Turun ke Desa, Kembangkan Pertanian dan Peternakan
- Bayer Hadirkan Inovasi Berbasis Sains Untuk Kesehatan & Pertanian Indonesia
- Bulog Jatim Gandeng DPW Tani Merdeka untuk Serap Gabah Petani
- Hortikultura Jadi Tantangan dan Peluang buat Penyuluh Pertanian
- Kementan Gandeng Densus 88, Dorong Kewirausahaan dan Ketenagakerjaan Sektor Pertanian
- Mentan Amran Yakin Sumsel Bisa Peringkat Satu Penghasil Beras Nasional: Gubernurnya Petarung