Teknologi Israel Telah Menerobos Keamanan Whatsapp, Diduga Membidik Aktivis
WhatsApp, salah satu layanan pesan paling populer di dunia, telah meminta 1,5 miliar penggunanya untuk memperbarui versi terbaru aplikasi yang telah memperbaiki masalah pelanggaran keamanan.
WhatsApp mengatakan pelanggaran keamanan terhadap aplikasi pengiriman pesannya memiliki ciri khas pemerintah yang menggunakan teknologi pengawasan yang dikembangkan perusahaan swasta - dan kelompok hak asasi manusia mungkin telah menjadi sasaran.
Perusahaan milik Facebook itu mengatakan telah memberi tahu Departemen Kehakiman Amerika Serikat untuk membantu penyelidikan pelanggaran yang ditemukan pada awal Mei tersebut.
Padahal sebelumnya, WhatsApp menggembar-gemborkan tingkat keamanan dan privasi yang tinggi, dengan pesan pada platformnya yang dienkripsi dari ujung ke ujung sehingga WhatsApp dan pihak ketiga tidak dapat membaca atau mendengarkannya.
Photo: Aplikasi WhatsApp di ponsel pintar. (AP: Patrick Sison)
Seorang juru bicara WhatsApp mengatakan serangan itu canggih dan memiliki semua keunggulan dari "perusahaan swasta yang bekerja dengan pemerintah dalam pengawasan".
Dikatakan bahwa pihaknya "sangat prihatin dengan penyalahgunaan" teknologi pengawasan, dan mereka percaya para aktivis HAM mungkin telah menjadi target pelanggaran tersebut.
"Kami bekerja dengan kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk belajar sebanyak mungkin tentang siapa yang mungkin terkena dampak dari komunitas mereka. Di situlah benar-benar perhatian utama kami," kata seorang juru bicara.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata