Teknologi Israel Telah Menerobos Keamanan Whatsapp, Diduga Membidik Aktivis
Komisi Perlindungan Data Irlandia, regulator utama WhatsApp di Uni Eropa, mengatakan dalam sebuah pernyataan kerentanan "mungkin telah memungkinkan aktor jahat untuk menginstal perangkat lunak yang tidak sah dan mendapatkan akses ke data pribadi pada perangkat yang memasang WhatsApp".
Klaim 'serangan dam-diam terhadap pembela HAM'
Scott Storey, seorang dosen senior keamanan cyber di Sheffield Hallam University, mengatakan serangan itu tampaknya dilakukan oleh pemerintah yang menargetkan orang-orang tertentu, terutama para aktivis hak asasi manusia.
"Untuk pengguna umum, ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan," katanya, menambahkan WhatsApp dengan cepat memperbaiki kerentanan.
"Ini bukan seseorang yang mencoba mencuri pesan pribadi atau detail pribadi."
Sebelumnya, Financial Times melaporkan kerentanan di WhatsApp memungkinkan penyerang untuk menyuntikkan 'spyware' pada ponsel dengan menelepon target menggunakan fungsi panggilan pada aplikasi.
Surat kabar itu mengatakan spyware dikembangkan oleh perusahaan pengawasan cyber Israel NSO Group, dan WhatsApp belum bisa memberikan perkiraan berapa banyak ponsel yang ditargetkan.
Ditanya tentang laporan itu, NSO mengatakan teknologinya dilisensikan kepada lembaga pemerintah yang berwenang "untuk tujuan tunggal memerangi kejahatan dan teror".
NSO juga mengatakan tidak mengoperasikan sistem itu sendiri, dan memiliki proses perizinan dan pemeriksaan yang ketat.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata