Teknologi Manajemen
Oleh Dahlan Iskan
Justru Tiongkok sekarang yang khawatir Covid-19 kembali mewabah di sana. Yang sumbernya dari luar negeri.
Namun Tiongkok juga tidak mau menutup diri. Harus tetap ada penerbangan ke Tiongkok --meski terbatas. Agar ekonomi tidak macet.
Kuncinya di kemampuan manajemen.
Seperti teman saya itu. Dari Kamboja ia harus terbang ke kota Zhengzhou dulu. Sejauh 6 jam. Padahal kampungnya tidak sejauh itu. Hanya persis di pertengahannya.
Di kota Zhengzhou ia harus masuk karantina. Penumpang satu pesawat dari Kamboja itu dimasukkan ke sebuah hotel. Hanya boleh di satu hotel itu. Agar pengawasannya terkontrol.
Begitu mendarat mereka diproses secara khusus. Harus mengisi banyak formulir. Mereka harus di hotel itu 14 hari. Setelah itu --kalau baik-baik saja-- barulah boleh pulang ke kampung masing-masing.
Di hotel itu mereka hanya boleh di kamar. Harus hanya di kamar. "Ke lobi hotel pun tidak boleh," tulis teman saya itu lewat WeChat-nya tadi malam.
"Siapa yang bayar hotel," tanya saya lewat WeChat pula.