Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) 'Pawang Hujan' Andalan BPPT
Semai Awan dengan Garam secara Simultan
Senin, 28 Januari 2013 – 00:02 WIB

Petugas tengah memasukkan garam ke dalam pesawat Hercules di Bandara Halim Perdanakusumah, Sabtu (26/1). Foto: JPPhoto
"TMC merupakan teknologi untuk mengintervensi cuaca. Bentuknya berupa redistribusi curah hujan," ujar Kepala BPPT Marzan A. Iskandar.
Redistribusi itu dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada awan agar hujan tidak sampai masuk ibu kota. Selain itu, perkembangan awan yang telanjur tumbuh di langit Jakarta terganggu sehingga segera menjadi hujan dalam intensitas ringan.
Awalnya, TMC merupakan sebuah proyek hujan buatan yang kegiatannya dilakukan PT Pertamina pada 1979. Kemudian, proyek tersebut berkembang menjadi PT Hujan Buatan pada medio 1980-an. Teknologi yang ada dalam TMC mulai dikembangkan pada 1985 oleh Deputi Pengkajian Kekayaan Alam BPPT Soebagyo.
Dua tahun dia meneliti teknologi yang dibawa dari Thailand itu agar bisa diterapkan di Indonesia. Sayangnya, pada 1989, Soebagyo meninggal saat sedang melakukan tugasnya di BPPT. Namun, cetak biru TMC yang dia bawa telah ditelurkan. TMC yang kala itu oleh publik disebut hujan buatan tersebut sukses mengurangi kekeringan di sejumlah daerah saat musim kemarau.
Hujan buatan lazimnya digunakan untuk mengatasi kekeringan atau kebakaran hutan selama musim kemarau. Namun, metode tersebut kini justru diterapkan
BERITA TERKAIT
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara