Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) 'Pawang Hujan' Andalan BPPT
Semai Awan dengan Garam secara Simultan
Senin, 28 Januari 2013 – 00:02 WIB
Jadi, lima ton garam itu bisa untuk menyemai sedikitnya 25 gumpal awan. Dosis tersebut berlaku umum, baik awan yang sudah tebal maupun yang belum lama terbentuk.
Sayangnya, teknologi tersebut masih cukup mahal. Sekitar 50 persen biaya dialokasikan untuk keperluan operasi pesawat yang hendak menyemai garam.
Kelemahannya, penyemaian awan tidak bisa dilakukan malam hari. BPPT belum memiliki teknologi yang mumpuni untuk itu. Jadi, penyemaian awan hanya dilakukan pagi hingga sore.
Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan langkah BPPT untuk menerapkan teknologi itu pada banjir Jakarta 2002. Pada 2002, TMC mulai diterapkan untuk mengatasi cuaca ekstrem di ibu kota. "Tapi, penerapannya hanya berlangsung lima hari. Setelah itu, berhenti," tutur Heru.
Hujan buatan lazimnya digunakan untuk mengatasi kekeringan atau kebakaran hutan selama musim kemarau. Namun, metode tersebut kini justru diterapkan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408