Tekor Rp 1 Triliun Setiap Tahun, Petani Australia Kesulitan Basmi Babi Liar
Setiap malam Lester Cronau, seorang petani di Queensland, Australia, harus berperang menghadapi babi liar yang menyerbu lahan pertaniannya dan menimbulkan kerugian ribuan dolar.
Lahan kebun tebunya di daerah Yerra, Maryborough, menjadi sasaran puluhan ekor babi liar hampir tiap malam. Lester menghadapinya seorang diri.
Pemerintah sebenarnya ingin membantu Lester dan petani lainnya melalui Rencana Pembasmian Babi Liar Nasional. Namun kebijakan ini belum juga rampung sampai sekarang.
Tidak ada angka pasti namun jumlah babi liar di Australia ditaksir mencapai 23 hingga 24 juta ekor, dengan kerugian yang ditimbulkan mencapai A$100 juta (sekitar Rp1 triliun) per tahun.
"Sesekali mereka merusak 10 ton pohon tebu dalam semalam, dan tahun lalu saya juga kehilangan 5 ton kacang kedelai senilai A$4000," ujar Lester.
Kesal dengan serbuan babi liar, Lester pun akhirnya memasang pagar untuk mencegah masuknya hewan yang dianggap hama ini.
Pagar itu memiliki kawat berduri di bagian atasnya yang dilengkapi dengan jaring logam agar babi liar tidak dapat menggali bagian bawahnya dan menerobos masuk.
"Pagarnya hanya 800 meter, cukup membantu tapi seluruh lahan ini sebenarnya perlu dipagari," katanya.
Setiap malam Lester Cronau, seorang petani di Queensland, Australia, harus berperang menghadapi babi liar yang menyerbu lahan pertaniannya dan menimbulkan kerugian ribuan dolar
- Dunia Hari Ini: Setidaknya 10 ribu orang Tedampak Letusan Gunung Lewotobi Laki-laki
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Kementan Beri Pendampingan dan Penerapan Mekanisme ke Petani di Merauke
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Film Seribu Bayang Purnama, Cerita Soal Realita Kehidupan Petani
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?