Tekor Rp 1 Triliun Setiap Tahun, Petani Australia Kesulitan Basmi Babi Liar
Perlu tindakan segera
Sepanjang tahun lalu, petani tebu lainnya di Maryborough, Norm Muller, mengaku sudah membasmi babi liar sebanyak 250 ekor.
Meski hal ini sedikit meringankan, namun Norm menyebut babi liar tampaknya tetap datang menyerbu tanpa henti ke lahan pertaniannya.
Menurut dia, permasalahan babi liar jauh lebih besar daripada sekadar hama yang memakan tanaman.
"Kekacauan yang mereka timbulkan saat mencari belatung di bawah tumpukan sampah, lubangnya bisa mencapai setengah meter," katanya.
"[Jika] kita lewat di atasnya dengan mesin dan tidak melihat lubangnya, tiba-tiba kita bisa jatuh terperosok. Sangat berbahaya," ujarnya.
Menurut Sam Floss, seorang spesialis pengendalian babi liar, permasalahan ini semakin memburuk sekarang.
Ia menyebut 20 tahun lalu tidak pernah ada tanaman tebu yang rusak dalam jumlah sebesar saat ini. Begitu pula dengan kebun kacang macadamia.
"Serbuan mereka pada kebun tebu dan macadamia berlangsung dalam skala yang besar," kata Sam.
Setiap malam Lester Cronau, seorang petani di Queensland, Australia, harus berperang menghadapi babi liar yang menyerbu lahan pertaniannya dan menimbulkan kerugian ribuan dolar
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Rembuk Tani jadi Cara Pupuk Indonesia Penuhi Kebutuhan Petani Sragen
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- IFAD Tinjau Program UPLAND di Garut Untuk Tingkatkan Produktivitas & Kesejahteraan Petani
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu