Teks dan Gambar : Multi Tafsir

Teks dan Gambar : Multi Tafsir
Teks dan Gambar : Multi Tafsir

Dalam pesta adat, orang Batak sangat santun. Misalnya, tak pernah bilang “ulu” (kelapa) tapi “simanjujung” alias yang menjunjung.  Bahasa pasaran beda dengan bahasa adat, tentu saja.

Lagi pula apa dosa “anjing” jika konotasinya ditafsirkan “buruk”? Bukankah anjing dikenal sebagai hewan yang setia? Namun, dalam suatu masyarakat yang konvensional, pastilah sangat gawat jika terhadap kawan yang setia, lalu dipanggil dengan ucapan “wahai anjing.”

Walaupun dalam komunitas tertentu (yang rasional), hal itu, mungkin, jamak saja dan tak perlu membuat yang lainnya terluka.

 

Ada asumsi, ada konteks. Tapi dalam asumsi dan konteks yang beda, teks yang sama bisa bebeda makna. Kaya tak selalu diukur dengan rupiah. Bisa juga karena pengalaman budi pekerti dan rohani yang tinggi. Si miskin juga bisa ditujukan kepada seseorang yang miskin pergaulan, maupun miskin cita-cita dan fantasi.

ADA sebuah iklan soft drink berbentuk karikatur di Bangkok yang menggambarkan ekor kucing keluar dari sebuah lubang karena tubuh dan kepalanya masuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News