Teks Pembunuh

Oleh: Dahlan Iskan

Teks Pembunuh
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Polisi menemukan komunikasi WA antara Alexander dan Inyoung. Jumlahnya luar biasa banyak. Dalam dua bulan terakhir saja, Inyoung kirim teks ke Alexander sebanyak 47.000 kali.

Alexander mengirim hampir sebanyak itu pula. Total teks mereka berdua sampai 75.000. Hanya dalam dua bulan.

Dari situlah polisi menyimpulkan Alexander bukan bunuh diri, melainkan dibunuh oleh Inyoung. Lewat WA-WA-nyi.

Inyoung pun dinyatakan sebagai terdakwa. Mendengar itu Inyoung kembali ke Amerika. Menyerahkan diri. Secara sukarela.

Pengadilan memintanyi menyerahkan paspor. Artinya: Inyoung tidak bisa lagi meninggalkan Amerika.

Inyoung tidak mempermasalahkannya. Toh dia sendiri yang menyerahkan diri. Tapi dia keberatan kalau dilarang bepergian di dalam Amerika.

Pengadilan memutuskan Inyoung tetap dilarang bepergian –kecuali sesekali dengan tujuan tertentu di Amerika yang sangat pasti.

Jaksa bersikeras bahwa Alexander tidak mungkin mati kalau tidak ada WA-WA dari Inyoung.

Teks WA dianggap sama dengan pisau atau pistol. Hanya kadarnya yang berbeda. Sudah dua kali ini pengadilan di Amerika menghukum pengirim teks WA sebagai pembunuh.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News