Tekstil dan Garmen Paling Terancam
Masuki FTA Asean-China
Sabtu, 09 Januari 2010 – 10:48 WIB
JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Nina Sapti Triaswati mengaku sangat pesimis produk-produk dalam negeri bakal mampu bersaing dengan produk-produk luar di era Free Trade Agreement (FTA) Asean-China. Alasannya, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sudah menunjukkan adanya defisit perdagangan, dimana nilai ekspor lebih kecil dibanding impor. Hanya produk berbasis pertanian yang relatif mengalami surplus.
"Ini sangat memprihatinkan tatkala kita dihadapkan dengan FTA Asean-China. Sektor manufaktur dalam pengertian yang luas saya kira belum siap," ujar Nina Sapti dalam diskusi di Waroeng Daun, Pakubuwono, Jakarta, Sabtu (9/1).
Baca Juga:
Lebih rinci dia menyebut, sejumlah sektor industri yang paling tidak siap menghadapi FTA itu antara lain sektor tekstil dan garmen, seperti produk alas kaki. Hal ini sangat membahayakan lantaran sektor-sektor industri itu paling banyak menyerap tenaga kerja. Produk industri otomotif dari luar, lanjutnya, juga bakal semakin menguasai pasar dalam negeri. "Karena dalam beberapa tahun terakhir kita tidak pernah lagi mendengar mobil nasional," ujarnya.
Nina berharap, pemerintah lebih serius lagi memperbaiki infrastruktur yang menunjang dunia usaha dalam negeri. Pembangunan jalan, termasuk menambal jalan yang bolong-bolong, perlu dilakukan guna menekan biaya produksi, sehingga harga produk dalam negeri mampu bersaing dengan produk luar, khususnya produk China yang dikenal murah. Selain itu, masalah pembangunan pembangkit listrik juga harus digenjot. Termasuk perda-perda yang membenani dunia usaha, harus dicabut. (sam/jpnn)
JAKARTA -- Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Nina Sapti Triaswati mengaku sangat pesimis produk-produk dalam negeri bakal mampu bersaing
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu
BERITA TERKAIT
- Kementan-Kementrans Berkolaborasi Bangun Kawasan Transmigrasi untuk Swasembada Pangan
- Mentan Amran Sulaiman Tegaskan akan Cabut Izin Penjual Pupuk Bersubsidi di Atas HET
- Kementrans dan Kementan Jalin Kolaborasi untuk Genjot Pendapatan Petani-Transmigran
- Upaya Relawan Inc Tingkatkan Daya Saing Kain Tenun Kupang
- Lantik Pajabat Baru, Dewan Nasional KEK Sampaikan Pesan Ini, Silakan Disimak
- Menko Airlangga Hartarto Bertemu Menteri Keuangan Hong Kong, Ini yang Dibahas