Teladani Pahlawan Untuk Bendung Propaganda Terorisme

Selain itu, ia juga menegaskan pemahaman sejarah kepahlawanan juga harus benar-benar ditanamkan kepada masyarakat, baik melalui jalur formal maupun non formal.
Untuk genersai muda yang umumnya masih sekolah atau kuliah, lanjut Bambang, jalur pendidikan menjadi jalan terbaik. Salah satunya program pendidikan bela negara harus lebih digalakkan.
“Kalau dulu ada program P-4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Itu harus digalakkan lagi, apalagi dalam UUD 45 disebutkan bahwa bela negara itu wajib. Tapi pelaksanaannya harus disesuaikan dengan gaya generasi muda,” terang Bambang.
Ia mencontohkan, pelajaran P-4 itu bisa dilakukan melalui pertunjukan seni budaya, olahraga, lomba-lomba dan pertunjukan film-film sejarah perjuangan yang dilakukan pahlawan bangsa masa lalu, seperti film tentang Cut Nyak Dien atau film-film tentang tokoh-tokoh perjuangan kemerdekaan masa lalu.
“Jadi film-film seperti itu harus diputar di depan anak-anak muda. Dengan begitu rasa cinta tanah air dan kebangsaan generasi muda akan lebih kuat dalam membendung masuknya budaya dan propaganda kekerasan,” tutur Bambang Pranowo.
Selain menonton film-film perjuangan, juga harus ada misalnya seperti lomba menulis tentang pahlawan dan sebagainya. Selain itu perlu juga perlu adanya pendidikan agama yang rahmatan lil alamin bahwa agama Islam pada dasarnya mengajarkan untuk kedamaian, bukan mengajarkan kekerasan. (jos/jpnn)
JAKARTA – Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan pada 10 November untuk mengenang kisah heroik arek-arek Suroboyo saat mengusir penjajah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Cuaca Hari Ini: Sebagian Kota Besar Diguyur Hujan
- Ziarah Rohani Mencari Kedamaian Hati di Semana Santa Larantuka
- RUU ASN Masuk dalam Tahap Penyempurnaan Naskah Akademik
- BKBK Jadi Cara Herman Deru Dorong Percepatan Pembangunan Infrasturktur Lahat
- Begini Evakuasi Pendaki Wanita Asal Bekasi yang Kolaps di Gunung Sindoro
- GM FKPPI Tegaskan Komitmen Jaga Demokrasi di Tengah Transformasi Peran TNI