Telat, Mandiri Belum Rasakan Dampak Suku Bunga Single Digit

jpnn.com, JAKARTA - Permintaan terhadap rumah bekas tetap tinggi karena bisa langsung ditempati dan harganya stabil.
Bendahara Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Jatim Veronica Sutantio menyatakan, para pembeli end-user biasanya lebih menyukai rumah bekas pakai di kawasan perkotaan.
’’Harga properti secondary sekarang mendekati harga pasar,’’ ujarnya, Minggu (14/5).
Dua tahun lalu harga properti secondary cenderung melambung karena suplai terbatas.
Sejalan dengan banyaknya pemilik rumah yang melepas propertinya, suplai secondary pun terkerek sehingga harganya mendekati harga pasar.
Regional CEO Bank Mandiri Region VIII/Jawa 3 Agus Haryoto Widodo menambahkan, kinerja kredit pemilikan rumah pada triwulan pertama tahun ini masih didominasi primary.
Meski demikian, tingginya permintaan terhadap secondary turut memengaruhi laju kredit konsumer. ’’Peningkatannya lumayan,’’ katanya.
Pada triwulan pertama 2017, kinerja penyaluran KPR mencapai Rp 5,6 triliun. Adapun pada triwulan pertama 2016 hanya Rp 4,6 triliun. Artinya, terjadi pertumbuhan 21 persen.
Permintaan terhadap rumah bekas tetap tinggi karena bisa langsung ditempati dan harganya stabil.
- 389 Tim Siap Berpartisipasi di BALI 7s 2025 Presented By Bank Mandiri
- Dorong Efisiensi Ekspor Nasional, Bank Mandiri Hadirkan Solusi Digital untuk DHE SDA
- Selamat, Bank Mandiri Kembali Meraih Penghargaan dari Kanwil DJPb NTT
- Bank Mandiri Kembali Raih Posisi Teratas Pengembangan Karier di Indonesia versi LinkedIn
- PIK 2 Jadi Oase Investasi Properti Menjanjikan di Tengah Ketidakpastian Global
- Akselerasi Pembiayaan Rantai Pasok, Bank Mandiri Hadirkan Layanan Supplier Financing