Teliti Kotoran, Tubuh Manusia Jadi Makanan Selingan

Teliti Kotoran, Tubuh Manusia Jadi Makanan Selingan
Prof Putra Sastrawan. Foto: Jawapos
Kendati hanya mendampingi Auffenberg, penelitian bertahun-tahun di Pulau Komodo membuat Putra jatuh hati kepada pulau bersuhu panas tersebut. Dia juga mulai dikenal dekat dengan masyarakat Pulau Komodo. Setiap ada acara adat, dia diundang. Mulai upacara perkawinan hingga berbagai selamatan. Sejak saat itulah, Putra yakin bahwa komodo adalah salah satu panggilan hatinya.

Pada 1970, Putra kembali berjibaku di Pulau Komodo. Dia mempelajari preferensi makanan reptil buas itu. Untuk mengumpulkan data-data, dia harus mengumpulkan kotoran komodo. Sampai-sampai dia mengerahkan masyarakat Pulau Komodo untuk mengumpulkan tinja hewan tersebut. "Saya sampai berani bayar tahi komodo per kilogram. Kering atau segar nggak apa-apa," kata Putra, lantas terkekeh.

Dari tahi komodo itu diperoleh berbagai informasi. Ternyata, komodo gemar makan monyet, rusa, babi hutan, reptil, burung, dan ular. "Itu saya peroleh setelah mengorek-ngorek tahi komodo. Ada kuku rusa yang tidak bisa dicerna, kami temukan utuh di tahinya," tutur Putra.

Putra akhirnya bisa menyimpulkan bahwa paling tidak ada 13 daftar binatang yang menjadi menu komodo. Namun, terkadang komodo juga perlu selingan makanan. "Kalau sempat, mereka juga makan manusia," kata mantan kepala Jurusan Biologi, Universitas Udayana, itu lantas tersenyum.

BERKAT ketekunannya mengurusi komodo, Prof Putra Sastrawan sangat dikenal di luar negeri. Dia banyak menjadi konsultan kebun binatang yang merawat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News