Telkom Tutup 2024 dengan Kinerja Positif, Pendapatan Konsolidasi Sebesar Rp150 Triliun

Pada bisnis menara telekomunikasi, Mitratel sebagai anak usaha Telkom mencatat pendapatan sebesar Rp 9,3 triliun atau tumbuh 7,2 persen YoY, didorong oleh peningkatan pendapatan dari bisnis penyewaan menara. EBITDA dan laba bersih masing-masing tumbuh 10,2 persen dan 4,8 persen YoY, dengan margin EBITDA meningkat menjadi 82,7 persen dan margin laba bersih mencapai 22,6 persen.
Mitratel juga memperkuat posisinya sebagai pemimpin industri dengan menambah 1.390 menara sepanjang tahun 2024, sehingga total kepemilikan menara mencapai 39.404 unit. Pencapaian ini sejalan dengan ekspansi jaringan operator seluler yang didorong oleh meningkatnya permintaan layanan data di seluruh Indonesia. Selama periode tersebut, Mitratel juga berhasil meningkatkan tenancy ratio menjadi 1,52x dibandingkan 1,51x pada tahun sebelumnya. Selain itu, Mitratel memiliki diversifikasi lokasi menara dengan 59 persen berada di luar pulau Jawa dan 41 persen di pulau Jawa.
Sebagai bagian dari strategi perusahaan dalam memperkuat portofolio bisnis, Mitratel terus memperluas bisnis Fiber-to-the-Tower (FTTT). Pada Desember 2024, Mitratel melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi PT Utra Mandiri Telekomunikasi (UMT) yang memiliki lebih dari 8.000 km jaringan fiber optic. Secara keseluruhan, pada 2024, Mitratel menambah 18.518 km fiber optic, baik secara organik maupun anorganik, sehingga total panjang jaringan fiber optic yang dimiliki mencapai 51.039 km.
Telkom terus mengakselerasi langkah transformasi perusahaan melalui strategi utama 5 Bold Moves guna memperkuat posisinya sebagai perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Sebagai upaya untuk mewujudkan hal tersebut, Telkom memperkuat infrastruktur digital termasuk pengembangan kapasitas dan kapabilitas data center. Bisnis Data Center dan Cloud Telkom mencatat kinerja baik dengan pendapatan sebesar Rp 2,3 triliun.
Guna memenuhi kebutuhan infrastruktur digital yang semakin meningkat, pada tahun 2024, Telkom memiliki total kapasitas sekitar 38 MW dan 2.420 rack di 35 data center yang dikelola oleh NeutraDC, NeuCentrIX, dan Telin. 30 data center berlokasi di Indonesia dan 5 data center lainnya berlokasi di luar negeri, meliputi Singapura, Timor Leste, dan Hongkong.
Selain itu, Telkom tengah mengembangkan Hyperscale Data Center (HDC) di Batam dan melakukan ekspansi Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang untuk mendukung meningkatnya permintaan terhadap layanan Cloud dan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Selain itu, Data center ini juga dirancang untuk memenuhi kebutuhan daya berskala besar, termasuk untuk teknologi AI, dengan tetap mengedepankan prinsip ESG melalui pemanfaatan energi terbarukan dari panel surya, serta kombinasi teknologi pendingin air-based dan liquid-based untuk meningkatkan efisiensi energi. Telkom juga terus menjajaki dan membuka peluang kemitraan strategis untuk mempercepat pertumbuhan dan pengembangan infrastruktur digital.
Perseroan mendirikan PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF) sebagai anak usaha baru untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan aset infrastruktur jaringan Telkom. Setelah berhasil menyelesaikan transisi operasional jaringan end-to-end pada Agustus 2024 dengan baik, TIF kini memasuki fase komersialisasi guna mempercepat monetisasi aset, serta memperkuat posisinya sebagai penyedia konektivitas netral melalui kemitraan strategis.
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) berhasil menutup 2024 dengan mencatat kinerja keuangan yang positif.
- Genjot Ekspor, Bea Cukai Beri Izin Kawasan Berikat kepada Produsen Tas di Jepara
- Gubernur Herman Deru Dorong Pembangunan Infrastruktur Daerah yang Berdampak Luas
- PKSS Perkenalkan Contact Center 1500399 untuk Tingkatkan Kualitas Layanan Bisnis
- Strategi Bank Raya Memperkuat Layanan Digital, Lewat Kecanggihan Fitur & Kinerja
- PT Indo RX Apresiasi Putusan Lembaga Arbitrase Jerman
- Nawakara Hadirkan Perlindungan Risiko Bisnis Lewat Solusi Keamanan Terintegrasi