Telo ND
Oleh: Dahlan Iskan
jpnn.com - PROFESOR ahli peternakan dari Australia datang ke Yogyakarta. Salah satu agendanya: mencari 'anak' yang hilang. Ketemu. Sang profesor mengingatkan anak itu: agar menyelesaikan S2-nya.
"Kan tinggal membuat tesis. Pun 30 halaman cukup. Dijamin lulus," begitu kurang lebih kata sang profesor.
Statusnya belum di-DO. Meski sudah lebih 10 tahun tidak menyelesaikan tesis.
Sang profesor juga memberi keringanan: tidak perlu membayar SPP selama ia menunggak.
Ia "memaksa" sang anak menyelesaikan tesis itu. Penyebabnya: hasil penelitian anak itu sudah dipakai di universitas tempatnya kuliah S2.
Sudah jadi teori ilmiah. Yakni penyakit telo jenis yang tidak ganas tidak akan bisa berubah menjadi ganas.
Itulah kesimpulan si anak selama dua tahun menekuni penelitian virus di laboratorium University of Adelide.
"Tuhan memang menciptakan dua jenis virus itu. Bukan satu virus yang bermutasi," kata si anak.