Telur Paskah Jadi Simbol Perlawanan Rakyat terhadap Militer Myanmar
jpnn.com, YANGON - Penentang aturan militer di Myanmar menjadikan telur Paskah sebagai simbol pembangkangan. Mereka mengunggah gambar telur dengan slogan setelah malam penyalaan lilin dalam rangka mengenang rekan-rekan yang terbunuh sejak kudeta 1 Februari.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok aktivis yang memantau korban dan penangkapan sejak militer Myanmar melancarkan kudeta awal Februari lalu, mengatakan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 557 orang.
"Orang-orang di seluruh Myanmar terus menyerang untuk mengakhiri kediktatoran, untuk demokrasi dan hak asasi manusia," kata kelompok itu, Minggu (4/4).
Terlepas dari pembunuhan tersebut, pengunjuk rasa keluar setiap hari untuk menolak kembalinya kekuasaan militer setelah satu dekade upaya menuju demokrasi.
Di malam hari orang berkumpul dengan lilin.
Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mengatakan 2.658 orang ditahan, termasuk empat wanita dan seorang pria yang berbicara dengan kru berita CNN yang berkunjung dalam wawancara di jalan-jalan kota utama Yangon pekan lalu.
Seorang juru bicara CNN mengatakan pihaknya mengetahui laporan penahanan setelah kunjungan tim.
"Kami mendesak pihak berwenang untuk informasi tentang ini, dan untuk pembebasan yang aman dari setiap tahanan," kata juru bicara CNN.
Para penentang kekuasaan militer Myanmar melancarkan kampanye pembangkangan sipil dengan memanfaatkan telur paskah
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- Mesra dengan Junta Myanmar, Thailand Pengkhianat ASEAN?
- Indonesia Ketua ASEAN, PBB Lontarkan Kritik Pedas Terkait Myanmar
- Militer Myanmar Tak Sengaja Mengebom India, Satu Desa Nyaris Jadi Korban
- DK PBB Desak Myanmar Bebaskan Aung San Suu Kyi
- ILO Desak Militer Myanmar Segera Bebaskan Thet Hnin Aung