Teman Satu Angkatan Aulia Risma Bantah Ada Pungutan Sebesar Rp 40 Juta
Adapun pungutan uang itu digunakan untuk operasional angkatan dan biaya makan malam ketika bertugas. Dia mengatakan dari rumah sakit hanya mendapat jatah makan siang, sehingga untuk makan malam para mahasiswa harus membeli sendiri.
Firda juga membantah soal pernyataan pungutan sebesar Rp 40 juta tersebut. Dia mengatakan uang yang dikumpulkan dari pungutan hanya sekitar Rp 15-20 juta dalam sebulan dan dipakai untuk operasional.
Pengumpulan uang itu juga hanya dilakukan oleh angkatan pertama. Selepas itu, tidak ada lagi pungutan uang.
Hal itu juga dibenarkan oleh dr Angga, salah satu mahasiswa PPDS Undip yang lebih senior.
“Saya pastikan selama menjalani pendidikan tidak ada pemalakan dari pihak mana pun. Sehingga dalam jumlah berapa pun tidak dibenarkan dan tidak terjadi,” ujar dia.
Angga menuturkan mahasiswa semester satu hanya diminta pungutan sebesar Rp 10 juta per orang untuk operasional angkatan selama satu semester.
“Itu juga bisa dicicil tidak harus cash (tunai). Saya cicil sebanyak empat kali,” ujar dia.
Sementara Nasser mengatakan pihaknya yang menamakan diri Kolaborasi Anti Kebohongan itu berencana untuk membuat laporan polisi di Bareskrim Polri atas kebohongan yang sudah disampaikan ke publik.
Salah satu teman Aulia Risma Lestari membantah soal adanya pungutan sebesar Rp 40 juta di PPDS Undip.
- Belum Cukup Bukti, Polda Jateng Urung Tetapkan Tersangka Kasus Kematian Dokter Aulia Risma
- Polisi Bongkar Kasus Pungli Dana Pendidikan di Majene
- Ini Dalih Polda Jateng Urung Tetapkan Tersangka Kasus Kematian dr Aulia Risma
- Polda Jateng Periksa Dekan FK Undip Soal Kasus Kematian Dokter Aulia Risma
- Kasus Perundungan Dokter Aulia Risma di PPDS Undip, Ini Kata Polisi soal Tersangka
- PPDS Undip Menjalin Kerja Sama dengan RSWN Semarang