Tembus Kerupuk
Oleh: Dahlan Iskan
Dua orang lagi terlihat senang dengan alasan lain: karena umur keduanya sama. Tahun lahirnya sama. Mereka lahir hanya selisih satu hari: 15 Agustus dan 16 Agustus.
Yang satu pengusaha lama di Pecinan Kembang Jepun, Surabaya. Usahanya persis di depan kantor lama saya. Dia ditemani anak perempuannya yang cantik: Yulika Puspasari.
Satunya lagi pengusaha dari Semarang. Pemilik pabrik kerupuk udang. Pabrik lamanya sudah kurang besar. Buka lagi pabrik baru di kompleks industri Kendal.
Namanya: Goenawan Koesnandi Santoso --Khoe Teng Gwan. Umur 68 tahun. Dia ditemani anak laki-lakinya: Yosua.
Goenawan punya cita-cita besar: ekspor kerupuk udang ke Tiongkok. Dia sudah tahu lika-likunya. Dia sudah punya seluruh persyaratannya. Bagian tersulit sudah dia lewati. Bahkan, sudah mulai kirim 20 kontainer setiap bulan. Dia akan melipat-lipat gandakannya.
"Pasar kerupuk di Tiongkok sangat besar," katanya.
"Anda hebat. Umur 68 tahun masih punya ambisi begitu besar...," kata saya.
"Karena itu saya ajak anak saya ke sini," jawabnya.