Tempa Mental dan Kemandirian, 56 Siswa Jalani Program Backpacker ke 10 Negara

jpnn.com, JAKARTA - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School di Bogor, menggelar kegiatan keliling ke 10 negara.
Kegiatan yang bertujuan mencari pengalaman dan ilmu di kampus-kampus tujuan itu diikuti oleh 56 siswa dan santri SMK IDN.
Puluhan siswa itu juga membagikan ilmu dan pengetahuan di bidang teknologi informasi, di beberapa kota di Arab Saudi seperti Riyadh dan Jeddah.
Para siswa santri itu dikenal melek teknologi dan menekuni pemrograman dan kemampuan robotik, hingga mengantongi sertifikat standar internasional.
IDN Backpacker menjadi program unggulan dari sekolah IDN Boarding School yang berpusat di Jonggol, Kabupaten Bogor.
Menurut Kepala Sekolah IDN Boarding School Backpacker, Supriadi, tujuan program itu ialah melatih mental dan kemandirian siswa.
"Kalau sebelumnya, ketika di sekolah, semuanya serba jadi, ketika backpacker semuanya menjadi serba mandiri, mulai dari belanja ke pasar, masak makanan, mancuci pakaian, membersihkan rumah, dan lain-lain," jelas Supriadi dalam keterangannya, Kamis.
Dia menambahkan kalau destinasi di setiap negara yang dikunjungi adalah Kedutaan Besar RI dan kampus bergengsi, juga masjid serta tempat-tempat bersejarah.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islamic Development Network (IDN) Boarding School di Bogor, menggelar kegiatan backpacker ke 10 negara
- Pemprov Jabar Bakal Tebus 335.109 Ijazah Siswa Menunggak Uang Sekolah, Duitnya Rp 1,3 T
- Ratusan SMA di Jawa Barat Terlambat Isi PDSS, Siswa Terancam Gagal SNBP
- Siswa SMKN di Pekanbaru Demo Gegara Tak Bisa Daftar SNBP, Disdik Lakukan Investigasi
- Makan Bergizi Gratis dapat Sambutan Hangat dari Warganet Global
- Penulisan Laporan Siswa Makin Mudah Pakai 'Pijar Sekolah'
- Jasaraharja Putera Sampaikan Rasa Keprihatinan pada Tragedi Pantai Drini