Tempat Mencuci Liver Itu Mirip Meja Pencuci Piring

Tempat Mencuci Liver Itu Mirip Meja Pencuci Piring
AMATI - Resipien yang sudah anhepatic, ditinggal sendirian bersama tim RSUD dr Soetomo Surabaya. Foto: Nany Wijaya/Jawa Pos.
Meski begitu, ternyata mereka tetap tidak ngawur. Buktinya, untuk urusan waktu, tim resipien masih berkordinasi dengan tim pencuci liver donor.

Pada kasus transplantasi kami yang kedua (Selasa, 19/1), kami mendapatkan pengalaman lain: liver resipien yang kondisinya sangat buruk akibat kanker dan sirosis sudah dipotong, ketika liver donornya - yang juga donor hidup - sedang dicuci. Kalau begitu, apa yang terjadi?

Tidak apa-apa. Seperti yang saya sebutkan tadi, selama masih dalam batas waktu aman, resipien bisa dipertahankan hidup tanpa liver. Karena liver adalah yang terbesar di rongga perut, ketika organ itu diangkat, perut bagian atas menjadi melompong seperti mulut orang ompong yang menganga. Seperti pada donor tadi, permukaan rongga perut yang menganga itu ditutup dengan kasa agak lebar.

Setelah itu, tim dokter dan para perawat keluar ruangan tanpa berpesan apa pun kepada kami yang masih tinggal di ruangan itu. Ke mana mereka, tak tahu. Kemungkinan mengecek liver donornya, mungkin juga makan.

Bayangan banyak orang - kecuali mungkin ahli bedah - tentang ruang transplantasi organ pastilah sebuah kamar operasi yang besar, menegangkan, dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News