Tempe Indonesia Menginvasi Kota Terkaya China, Sudah Ada Pabriknya
jpnn.com, SHANGHAI - Kota Shanghai kini memiliki pabrik tempe yang didirikan oleh pengusaha asal Indonesia Venny Hariyanti dengan bendera perusahaannya Seastar Food Co Ltd. Ekspansi bisnis ini adalah respons dari terus meningkatnya permintaan dari masyarakat setempat akan makanan khas Nusantara itu.
"Kami sangat mengapresiasi dan merasa bangga kepada pihak pimpinan perusahaan dan timnya yang sudah berhasil membuka jalan dalam mempromosikan tempe sebagai makanan khas Indonesia di pasar China melalui Shanghai," kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun, Rabu (20/1).
Tempe yang diproduksi di kawasan industri Distik Songjiang itu dijual di pasaran China dengan merek Rusto Tempeh.
Selama ini makanan yang terbuat dari kedelai itu dipasarkan melalui platform belanja daring Taobao milik raksasa e-dagang Alibaba.
Namun jumlahnya masih sangat terbatas karena hanya dikenal di kalangan diaspora Indonesia dan warga setempat yang pernah tinggal atau mengunjungi Indonesia.
Menurut Dubes, perusahaan tempe itu bukan hanya wujud dari kecintaan masyarakat Indonesia di China, melainkan juga akan menjadi salah satu alat diplomasi kuliner Nusantara di China.
"Oleh karena itu kami berharap dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia di Shanghai, baik dari KJRI, para pengusaha dan perwakilan perusahaan Indonesia di Shanghai, para pelajar dan mahasiswa Indonesia, maupun kalangan diaspora," ujar Dubes seperti dalam keterangan tertulis Konsulat Jenderal RI di Shanghai yang dikirimkan kepada ANTARA di Beijing. (ant/dil/jpnn)
Untuk pertama kalinya, ada pabrik tempe asli Indonesia berdiri di kota terkaya China
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- 3 Kapal Perang China Berlabuh di Jakarta, Ada Apa?
- Trump Berambisi Rampas Terusan Panama, Begini Reaksi China
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Semifinal BWF World Tour Finals 2024: Ganda Campuran China dan Malaysia Saling Sikut
- Menkeu Sri Mulyani Buka-bukaan soal Nasib Ekonomi Indonesia pada 2025
- Pengamat Nilai Kritik 'The Economist' kepada Prabowo Tak Sesuai Kenyataan