Tempe Mengecil Di Daerah
Kamis, 26 Juli 2012 – 11:10 WIB
PURBALINGGA- Masyarakat jangan kaget jika tempe yang dibeli dari tukang sayur atau dari pasar memiliki ukuran yang lebih kecil dari biasanya. Sejumlah produsen tempe di wilayah kecamatan Kalimanah terpaksa mengurangi takaran setiap bungkus tempe yang diproduksi. Ini dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan harga kedelai impor yang semakin mencekik perajin.
Ny Sutrisno, perajin tempe asal desa Klapasawit kecamatan Kalimanah mengaku, untuk menaikkan harga jelas tak mungkin. Justru bisa tak ada pembeli atau ditinggalkan oleh konsumen. Cara yang terbijak hanya mengurangi sedikit porsi per bungkus atau kemasan tempe.
Baca Juga:
“Saya tak main campur bahan dengan jagung. Semua murni kedele impor. Hanya saja, untuk tempe batangan, saya kurangi porsi yang tadinya satu gelas lebih, menjadi satu gelas rata. Jika harga dinaikkan, sudah pasti konsumen akan meninggalkan,” ujarnya, Rabu (25/7).
Ia mengaku, kenaikan harga kedele impor Juli ini, sangat mengkhawatirkan. Sebelumnya harga kedelai kurang dari Rp 7 ribu, saat ini sudah mencapai Rp 7.800 per kilogram. Padahal dirinya membutuhkan setidaknya 40 kilogram per hari. Untuk kemasan 350 lebih tempe seharga Rp 800 per kemasan.
PURBALINGGA- Masyarakat jangan kaget jika tempe yang dibeli dari tukang sayur atau dari pasar memiliki ukuran yang lebih kecil dari biasanya. Sejumlah
BERITA TERKAIT
- Polisi Ungkap Fakta soal Lokasi Penemuan Kerangka Manusia di Pademangan
- Wahai Honorer Pelamar PPPK 2024 Tahap 1, Sudah Siap? Ada yang Harus Naik Pesawat
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura
- Bupati Mimika Jelaskan Terkait Demo Aliansi Pemuda Amungme soal Perekrutan CPNS
- Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri