Tempe Mengecil Di Daerah
Kamis, 26 Juli 2012 – 11:10 WIB
Perajin yang sudah lebih dari 20 tahun menggeluti usaha tempe ini sungguh berharap harga kedelai impor segera normal kembali. Karena, meskipun stok di Purbalingga masih cukup, namun harga yang semakin mencekik perajin bisa membuat usahanya kedepan kurang baik.
“Setidaknya ada normalisasi harga dengan campur tangan pemerintah. Karena mau tidak mau, bahan baku kami harus dari kedelai impor itu. Kadang saat stok dan uang sedang banyak, saya menyimpan stok sampai 250 kilogram. Namun jelas harga sudah sangat beda dan harga jual tempe saya tetap,” tambahnya.
Perajin tempe lainnya, Lujeng mengaku mengalami kendala dalam menyiasati bahan baku itu. Meski produksinya tak sampai membutuhkan 25 kilogram kedelai per hari, namun kenaikan itu sudah sangat menyiksa.
“Upaya saya sudah maksimal dan itu sangat tipis untungnya. Yaitu mengurangi sedikit porsi per kemasan. Untuk menaikkan harga, saya belum berani. Takut tidak laku di pasaran,” ungkapnya.
PURBALINGGA- Masyarakat jangan kaget jika tempe yang dibeli dari tukang sayur atau dari pasar memiliki ukuran yang lebih kecil dari biasanya. Sejumlah
BERITA TERKAIT
- Ada Jalan Amblas, Lalu Lintas OKU Timur - OKU Selatan Lumpuh Total
- Bentrok Ormas di Pekanbaru, Puluhan Orang Mengamuk
- Polisi Ungkap Fakta soal Lokasi Penemuan Kerangka Manusia di Pademangan
- Wahai Honorer Pelamar PPPK 2024 Tahap 1, Sudah Siap? Ada yang Harus Naik Pesawat
- Pemkot Pekanbaru Mengalami Kendala Pindahkan 277 Pengungsi Rohingya
- Pj Bupati Mimika Perintahkan Perbaikan Fasilitas RS Waa Banti Tembagapura