Tempe Setelah Belajar Dorayaki

Oleh Dahlan Iskan

Tempe Setelah Belajar Dorayaki
Rustono, pembuat tempe di Jepang bersama istrinya di Kyoto. Foto: disway.id

Dalam hal ini saya bisa bangga: bisa bikin tempe. Dulu. Suka membantu ibu membuat tempe.

Rustono menelepon ibunya. Minta diajari cara bikin tempe. Juga minta dikirimi ragi. Bahan kimia alami. Yang bisa membuat kedelai menjadi tempe.

Hambatannya jelas: tidak ada daun. Tapi di Jawa pun tempe sudah bisa dibuat dengan bungkus plastik.

Ia coba bikin tempe yang pertama. Ia beli kedelai 2 kg. Ia rebus. Ia injak-injak. Seperti di desa. Untuk menghilangkan kulit arinya.

Dua hari kemudian ia lihat hasilnya: gagal total.

Tak terhitung petunjuk ibunya. Lewat telepon. Tapi tetap saja gagal.

Ibunya lantas ingat tetangganya. Pak Sidik. Yang penghidupannya membuat tempe.

”Pak Sidik itu kok menyelimuti tempenya dengan kain ya?” ujar sang ibu. Sambil memberikan nomor telepon Pak Sidik.

Enam bulan setelah kata cinta di Parangtritis, Tsuruko benar-benar datang ke Jogja lagi. Menunjukkan dua komitmen cintanya: menepati janjinya untuk datang.

JPNN.com WhatsApp

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News