Tempus Est

Oleh: Dahlan Iskan

Tempus Est
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Dasar kau pengkhianat
Pengkhianat berwajah santun
Dasar kau pengkhianat
Lihat kuburmu adalah tempatmu

Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)
Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)
Tempus Abire Tibi Est (Kamu Sudah Saatnya Pergi)

Waktumu sudah habis
Manusia tak punya malu
Tunggu saatnya kan tiba
Pastilah akan tiba
Tiba masa buat perhitungan
Membalas pengkhianatan ini

Tentu yang membaca lirik itu menghubungkannya dengan situasi politik terakhir. Yakni ketika Presiden Jokowi seperti memindahkan dukungan dari Capres Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto. Padahal, bisa saja bukan.

Bisa saja ada maksud yang lain. Siapa tahu lirik itu hanya ditujukan ke tokoh PDI Perjuangan seperti Budiman Sudjatmiko. Yang kini terang-terangan mendukung Capres Prabowo.

Atau jangan-jangan Prananda menunjukkan lirik lagu itu kepada Muhaimin Iskandar. Bahkan, siapa tahu lirik itu ditujukan ke Zelenskyy di Ukraina sana.

Bisa juga hari itu Prananda baru saja nonton wayang kulit semalam suntuk. Ia benci kepada salah satu tokoh wayang. Maka lirik itu ia tujukan untuk Patih Sengkuni.

Berarti baiknya jangan ada yang tersinggung. Apalagi, setelah saya teliti, ternyata lirik itu ditulis tahun 2015. Tidak ada perubahan lirik apa pun saat lagu Pengkhianat disiarkan di YouTube tujuh hari lalu.

Dulu, setelah ada lagu Celeng Degleng, Megawati mau menerima Ganjar yang didukung Jokowi. Kini, setelah ada lagu Pengkhianat entah apa yang akan terjadi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News