Survei Indikator Menunjukkan Ganjar Punya Tren Kenaikan, Prabowo Mengalami Penipisan
jpnn.com, JAKARTA - Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbarunya tentang elektabilitas bakal capres Pemilu 2024.
Hasil survei terhadap 1.200 responden itu menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo mengalami tren peningkatan, sedangkan tingkat keterpilihan Prabowo Subianto menurun.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan Ganjar Pranowo unggul dalam simulasi tiga capres. Namun, dalam simulasi head to head atau dua pasang calon, elektabilitas mantan gubernur Jawa Tengah itu masih di bawah Prabowo.
“Meski Ganjar di berbagai macam pertanyaan dan simulasi capres tiga nama unggul, tetapi dalam simulasi dua nama Ganjar disalip Prabowo Subianto,” kata Burhanudin dalam paparannya di Jakarta, Sabtu (30/9).
Simulasi tiga nama bakal capres dalam survei Indikator Politik Indonesia.
Pada simulasi tiga nama, Ganjar memiliki elektabilitas tertinggi dengan 37,4 persen. Di bawahnya ialah Prabowo dengan elektabilitas 33 persen, sedangkan Anies Baswedan di posisi juru kunci memiliki tingkat keterpilihan 21,5 persen.
Namun, pada simulasi head to head, Prabowo unggul dengan 45,3 persen, sedangkan Ganjar memiliki elektabilitas 41,2 persen.
Menurut Burhanuddin, elektabilitas Prabowo pada simulasi head to head terkerek oleh limpahan suara pendukung Anies Baswedan. Dengan asumsi Anies tidak lolos ke putaran kedua, pendukung mantan gubernur DKI Jakarta itu akan beralih mendukung Prabowo.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menyatakan keunggulan Prabowo Subianto atas Ganjar Pranowo mengalami penipisan.
- Berpesan ke Pendukungnya, Anies: Jangan Berubah Hanya karena Ada Pembagian, Hati-Hati
- Anies Optimistis Pramono-Rano Meraih Kemenangan di Pilkada Jakarta
- Anies Dukung Pramono-Rano, Tokoh Betawi Yakin Anak Abah Tak Mengikuti
- Jadi Pilihan Prabowo, Ahmad Ali-AKA Menyambut Kemenangan Besar di Pilkada Sulteng
- Laut China Selatan, Teledor Atau Terjerat Calo Kekuasaan
- Prabowo Bakal Suntik Mati Operasional PLTU dalam 15 Tahun