Temukan Senjata Kimia Eks Rezim Kadhafi
Senin, 23 Januari 2012 – 07:37 WIB
Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) sementara Libya Mahmoud Jibril membenarkan bahwa senjata kimia rahasia telah ditemukan di negaranya. Temuan itu sekaligus membuktikan bahwa selama ini Kadhafi menolak untuk menyerahkan dan memusnahkan senjata pemusnah masal di negaranya. Padahal, tokoh yang berkuasa selama 42 tahun tersebut pernah berjanji kepada PM Inggris (saat itu) Tony Blair untuk menyerahkannya dalam kesepakatan Deal in the Desert pada 2004.
Menurut Jibril, meski senjata kimia tersebut ditemukan, pihaknya sama sekali tidak punya kepentingan untuk tetap menyimpannya. "Dengan pengumuman ini, kami tegaskan bahwa Libya baru adalah Libya yang damai, patuh pada hukum internasional, dan mengutamakan pembangunan demi kepentingan rakyatnya," tutur Jibril saat itu.
Sejauh ini Blair bersikukuh membela kesepakatannya dengan Kadhafi tersebut. Dalihnya, prinsip kesepakatan itu adalah memaksa Kadhafi patuh pada program pemusnahan senjata masal (WMD).
Kadhafi setuju untuk menghancurkan sebagian senjata pemusnah masal pada 2003 sebagai upaya membawa Libya (yang saat itu dikucilkan) dalam pergaulan internasional. Kesepakatan tersebut ditandai dengan jabat tangan antara Blair dan Kadhafi di sebuah tenda di luar Kota Tripoli pada 2004.
DEN HAAG - Mantan diktator dan penguasa Libya Muammar Kadhafi ternyata meninggal dengan menyisakan kabar tidak sedap. Para pengawas interansional
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer