Temukan Virus HIV Baru hingga Monyet Hybrid Sulawesi

Menurut suami Nana Ratnawati itu, jenis primata di Sulawesi cukup menarik untuk diteliti. Secara geografis, Pulau Sulawesi terpisah dari Pulau Kalimantan dan Jawa. Kondisi tersebut dikenal dengan teori garis Wallace sehingga keragaman hayati, termasuk jenis kera di Sulawesi, cukup unik.
Selama tiga tahun berada di hutan, Jatna menemukan fakta menarik. Salah satunya, telah terjadi perkawinan campuran (hybrid/hibrida) di antara tujuh spesies kera di Sulawesi itu. Menurut Jatna, perkawinan hybrid tujuh spesies kera di Sulawesi tersebut menunjukkan terjadinya gejala alam tertentu.
”Salah satu penyebab kenapa terjadi perkawinan hybrid di antara kera-kera itu adalah telah terjadi kerusakan alam di hutan tersebut,” kata penulis buku Panduan Lapangan Primata Indonesia (2000), Melestarikan Alam Indonesia (2008), Indonesian Primates (2010), dan Berwisata Alam di Taman Nasional (2014) tersebut.
Bapak tiga anak itu mencontohkan, kerusakan alam yang mengakibatkan perkawinan hibrida kera di Sulawesi adalah keringnya sejumlah danau atau rawa. Dalam keadaan normal, danau atau rawa menjadi pemisah habitat spesies kera Sulawesi yang satu dengan yang lainnya.
”Tetapi, ketika danau atau rawa itu kering dalam waktu lama, kera-kera bisa menyeberangi dan masuk wilayah kera yang lain. Dari situlah kemudian terjadi perkawinan hybrid,” tutur peraih Habibie Award (2009) di bidang sains itu.
Perkawinan campuran kera-kera di Sulawesi tersebut, kata Jatna, menimbulkan masalah baru. Yakni, muncul anakan kera dengan kondisi genetik yang berbeda dengan induknya. Kondisi itu tidak jarang memunculkan penyakit-penyakit baru. Yang ditemukan Jatna dalam penelitian alam liarnya antara lain adalah varian baru virus HIV pemicu AIDS. Jatna kemudian memberi nama varian baru virus HIV yang ditemukan pada kera hasil perkawinan hybrid tadi Simian AIDS.
Jatna mengatakan, virus HIV yang menular kepada manusia awalnya ditemukan pada kera-kera di Afrika. Tapi, virus HIV varian baru yang ditemukan pada kera di Sulawesi dijamin tidak menular kepada manusia. ”Virus itu hanya menyebar di antara kera-kera tersebut.”
Temuan genetik lain dari aktivitas penelitian primata liar itu adalah keberadaan sel islet di pankreas kera. Sel islet berfungsi efektif untuk mencerna karbohidrat. Jadi, bila dikembangkan secara serius, sel islet bisa dipakai untuk menurunkan gula darah pada manusia.
Pada suatu malam medio 1986, hujan turun sangat lebat. Mobil Jeep 4WD yang dikendarai Dr Jatna Supriatna dan kawan-kawan penelitinya di dalam hutan
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara