Tengah Periode
Oleh: Dahlan Iskan
Maka ketika presidennya dari Demokrat rakyat menghendaki mayoritas DPR-nya dari partai yang kalah. Dari situ rakyat bisa mengontrol presiden lewat wakilnya.
Bukankah kekalahan Demokrat kali ini akibat gencarnya gerakan eks Presiden Donald Trump? Kelihatannya bukan.
Banyak sekali caleg yang didukung mati-matian oleh Trump justru kalah. Misalnya, Dokter Mahmet Oz di Pennsylvania. Dokter selebriti itu kalah lawan caleg Demokrat yang sudah kena stroke lima bulan lalu.
Tentu Biden sendiri tidak terlalu kaget. Di Amerika sudah biasa terjadi seperti itu. Ia juga menyatakan sudah siap melakukan berbagai kompromi dengan DPR yang dikuasai sebelah.
Biden kelihatan santai saja. Ia justru merasa Demokrat masih "menang". Kekalahan kali ini tidak seberat yang diprediksi.
Menjelang Pileg kemarin memang ada perkiraan "gelombang merah akan menyapu biru".
Yang masih waswas adalah di Pileg Senat (DPD). Sampai tadi malam perolehan kursi di Senat masih imbang: 48-48. Empat kursi masih menunggu hasil. Salah satunya harus menunggu sampai Desember nanti: kursi dari negara bagian Georgia.
Di Georgia tidak ada caleg yang mendapat suara lebih 50 persen. Raphael Warnock (Demokrat) dapat 49,4 persen. Herschel Walker (Republik) dapat 48,5 persen. Sisanya, 2,1 persen untuk Chase Oliber dari partai lokal.