Tengah Periode

Oleh: Dahlan Iskan

Tengah Periode
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Maka dua caleg dengan suara terbanyak diadu lagi di pemilihan ulang Desember nanti.

Itu bukan hanya Pileg ulangan, juga drama ulangan. Dua tahun lalu dua orang itu sama-sama nyaleg. Sama-sama kulit hitam. Sama-sama tidak dapat suara 50 persen. Diulang.

Kampanyenya seru. Soal-soal pribadi pun tumpah semua di medsos. Warnock, seorang pastor mengalahkan mantan bintang sepak bola Amerika itu.

Untuk Pileg Senat, tidak semua kursi dipemilukan. Kalau masa jabatan DPR 2 tahun, masa jabatan Senat 6 tahun. Pileg Senat tidak serentak, 100 kursi.

Tiap dua tahun hanya 1/3 saja dari kursi Senat itu yang dipemilukan. Tujuannya: agar pemerintah pusat stabil.

Meski di pertengahan masa jabatan kalah di DPR, Senat bisa mempersulit upaya menjatuhkan presiden di pertengahan periode. Di sana Senat memang jauh lebih bergigi dari DPD di kita.

Sekarang ini kursi Senat imbang: 50 Demokrat, 50 Republik. Suara penentu ada di wakil presiden. Kini Biden was-was: jangan-jangan kali ini pun Republik yang menang.

Satu kursi Demokrat yang gagal diraih adalah di Ohio. Kali ini Demokrat sebenarnya maju dengan nama yang top sekali: Tim Ryan. Umurnya masih 49 tahun tetapi sudah 10 periode menjadi anggota DPR. Kali ini pindah dari DPR ke Senat. Kalah.

Presiden Joe Biden pun menerima 'hukuman' itu. Di pemilu legislatif 8 November kemarin, Partai Demokrat kehilangan mayoritas di DPR.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News