Tentang Kesibukan Prajurit Memasak di KRI Soeharso
Boiler, misalnya, memiliki tinggi 1 meter dengan diameter 0,5 meter. Untuk sekali masak, boiler tersebut mampu menanak nasi hingga puluhan kilogram.
Total empat boiler ada di dapur kapal. Fungsinya, selain bisa menanak nasi, juga memasak sayur maupun daging dalam jumlah jumbo.
”Anggota biasanya sudah tahu ukuran seberapa banyak bumbu untuk satu tempat,” tutur Restu.
Terkait menu, lanjut dia, pihaknya mengajukan sejak beberapa hari sebelum pemberangkatan. Itu penting untuk menentukan barang dan makanan apa yang harus dibelanjakan.
”Kami belanja selama tiga hari sampai sebelum berangkat,” imbuhnya.
Perencanaan memang menjadi fase terpenting bagi tim logistik. Sebab, jika ada satu bahan atau bumbu saja yang tertinggal, misalnya garam, mereka bakal repot sekali. ”Kalau di darat ada yang kurang, tinggal ke warung, lha kita mau ke mana,” kata pria asal Makassar tersebut.
Biasanya, bahan makanan yang mudah busuk didahulukan sebagai menu makanan. Untuk sayur, bahan jenis sayur-sayuran hijau seperti kangkung dan bayam menjadi menu di awal-awal perjalanan. Meski tersedia fresh room di kapal, sayur hijau hanya bertahan maksimal seminggu.
Sementara itu, sayuran nonhijau seperti wortel, kubis, atau kentang biasanya baru dimasak di akhir perjalanan. Sebab, bahan tersebut mampu bertahan sebulan.
JARUM jam baru menunjuk pukul 03.30 Wita. Di luar, cahaya fajar belum lagi menyingsing. Begitu pula buih lautan yang dipecah laju KRI Soeharso-990
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala