Tentara AS di Korsel Jadi Kontroversi, Akademisi Dibungkam
jpnn.com, SEOUL - Ribuan pasukan Amerika Serikat (AS) tidak akan ditarik. Korea Selatan (Korsel) ingin mereka tetap tinggal. Keputusan itu tidak bakal berubah meski Utara-Selatan akhirnya berdamai.
Sumber di internal istana kepresidenan Korsel atau Blue House menegaskan bahwa pasukan tersebut menjadi mediator jika sampai Seoul berkonfrontasi dengan negara tetangga lain. Misalnya saja, Jepang dan Tiongkok.
’’Pasukan AS yang ditempatkan di Korsel adalah urusan hubungan kedua negara. Tidak ada hubungannya dengan penandatanganan perdamaian,’’ tegas Kim Eui-kyeom, juru bicara Blue House, mengutip pernyataan Presiden Korsel Moon Jae-in.
Sebelum Moon bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un, masalah pasukan AS di Korea (USFK) itu menjadi perbincangan.
Sudah lama Pyongyang ingin USFK hengkang dari Semenanjung Korea. Namun, masalah tersebut tidak dibahas dalam pertemuan bersejarah Moon dan Jong-un pada Jumat (27/4).
Publik dan media kembali dibuat bertanya-tanya setelah penasihat kepresidenan sekaligus akademisi Moon Chung-in menulis artikel.
Di dalamnya, dia menulis, jika dua Korea damai, membenarkan keberadaan USFK bakal sulit. Moon Chung-in akhirnya diminta tutup mulut dan tidak membuat publik bingung dengan pernyataannya. (sha/c14/dos)
Ribuan pasukan Amerika Serikat (AS) tidak akan ditarik. Korsel ingin mereka tetap tinggal. Keputusan itu tidak bakal berubah meski perdamaian terjadi
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan
- Mantan Menhan Ini Mencoba Bunuh Diri
- Korsel Memanas, Presiden Yoon Suk Yeol Dicekal Anak Buahnya Sendiri
- Otak di Balik Darurat Militer, Eks Menhan Korsel Terancam Berurusan dengan Hukum
- Kemlu RI Pastikan WNI di Korsel Tidak Perlu Dievakuasi
- Darurat Militer Gagal, Presiden Korsel Hadapi Pembalasan Oposisi